Copyright © Muhammad Abdan Syakuran
Design by Dzignine
Jumat, 29 April 2016

Harapan Yang Terwujud = Doa, Usaha, Dan Percaya Diri



(Manusia Dan Harapan)

 Harapan atau asa adalah bentuk dasar dari kepercayaan akan sesuatu yang diinginkan akan didapatkan atau suatu kejadian akan bebuah kebaikan di waktu yang akan datang. Pada umumnya harapan berbentuk abstrak, tidak tampak, namun diyakini bahkan terkadang, dibatin dan dijadikan sugesti agar terwujud. Namun adakalanya harapan tertumpu pada seseorang atau sesuatu. Pada praktiknya banyak orang mencoba menjadikan harapannya menjadi nyata dengan cara berdoa atau berusaha.
Setiap manusia pasti mempunyai harapan. Dengan harapan kita dapat tersugesti untuk maju. Namun tidak semua harapan itu baik, adapula orang yang berharap untuk hal yang buruk seperti ingit sakit agar tidak masuk sekolah atau ingit mati agar tidak ada beban hidup. Berbicara tentang harapan, sudah pasti kebanyakan orang ingin memiliki hal yang baik-baik dimasa mendatang. Semua harapan kita pasti dapat tercapai, namun kembali lagi ke manusia itu sendiri, apakah dia akan berusaha untuk menggapainya atau tidak. Bila seseorang memiliki harapan dan tidak ingin berusaha, berarti orang itu sama saja dengan bermimpi dan tidak terbangun dari mimpinya.
Setiap orang pasti ingin harapannya tercapai. Agar dapat tercapai kita harus banyak berdoa meminta kepada Tuhan, berusaha, dan penuh percaya diri. Dalam Islam “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” QS. Ath-Thalaq (65) : 2- 4
Maka bersyukurlah dengan apa yang sudah diberikan oleh Tuhan selama ini, tidak ada usaha yang sia-sia dalam menggapai suatu harapan. Janganlah mudah berputus asa, perbanyaklah berdoa, berusaha, dan percaya pada diri sendiri bahwa kelak harapan itu akan terwujud.
Sumber :
Kamis, 28 April 2016

Gelisah? Hati-hati!


(Manusia Dan Kegelisahan)

Manusia adalah makhluk tuhan yang paling sempurna yang diberi akal, pikiran, dan perasaan. Manusia terkadang pernah mengalami beberapa permasalahan yang dapat membuat seseorang mengalami kegelisahan. Gelisah dapat diartikan tidak tentram hatinya atau cemas dan dapat diketahui melalui tingkang laku atau gerak-gerik seseorang.
Setiap orang pasti merasakan kegelisahan atau galau. Namun dalam kamus bahasa Indonesia, gelisah adalah tidak tentram, selalu merasa khawatir (suasana hati) sedangkan galau adalah tidak karuan (pikiran). Ada beberapa faktor yang meyebabkan orang menjadi gelisah diantaranya
1. Panik
2. Kesulitan Ekonomi
3.Terlalu sering mengeluh tanpa usaha mencari jalan keluar
4. Banyak pikiran
Dibalik penyebab pasti ada usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi gelisah, yaitu
1. Bersikap tenang
2. Intropeksi diri
3. Berserah diri kepada Tuhan
4. Bercerita atau curhat kepada seseorang
Adapun dampak dari gelisah yang terus menerus bisa menyebabkan hati tidak nyaman dan tidak rileks bahkan sampai gangguan perilaku atau stres dan mungkin hingga bunuh diri. Contoh gelisah karena takut akan kehilangan harta dan jabatan, dan ketidakpuasan seperti para pejabat yang menyogok agar tercapai apa yang dia inginkan dan pejabat tersebut melakukan tindakan korupsi agar uang dari sogokannya itu tergantikan. Maka berhati-hatilah ketika merasakan kegelisahan karena gelisah bisa menimbulkan pikiran negatif. Oleh karena itu sebaiknya kita bersikap tenang dan mengintropeksi diri lalu berserah diri kepada Tuhan.
Sumber :

Rabu, 27 April 2016

Tanggung Jawab Di Usia Dini Itu Penting

(Manusia Dan Tanggung Jawab Serta Pengabdian)



Menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. sehingga, tanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak di sengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajiban. Timbulnya sikap tanggung jawab karena manusia itu hidup bermasyarakat.
Yang manapun itu, bertanggung jawab adalah nilai moral yang mulia. Yang membuat manusia berhati-hati untuk tidak merugikan orang lain, bahkan berusaha semampunya untuk selalu berbuat kebaikan bagi orang lain. Orang-orang yang bertanggung jawab adalah orang yang bermanfaat bagi masyarakat atau sistem apapun juga. Sebaliknya orang-orang yang tidak bertanggung jawab cenderung merusak sistem di manapun dia berada.
Maka dari itu tanggung jawab lebih baik diajarkan pada anak usia dini, karena anak-anak bisa lebih menyerap apa yang mereka pelajari daripada orang dewasa. Mengajarkan tanggung jawab untuk anak sangat penting karena memberikan peran yang penting disaat mereka dewasa. Hal ini tidak selalu mudah untuk diajarkan dan kadang-kadang sebagai orang tua akan dibutuhkan kesabaran dalam menghadapi sikap anak. Maka dari itu, peran utama dalam tumbuh kembang anak adalah bagaimana cara orang tua dalam mendidik dan mengajarinya.
Adapun cara mengajarkan tanggung jawab pada anak
1. Memberikan tugas yang membuat Anak bertanggung jawab pada tugas tersebut. Mengajarkan anak bertanggung jawab dengan menanamkan kebiasaan berbagi pekerjaan pada anak.
2. Mengajarkan anak melakukan pekerjaan rumah tangga yang ringan. Membiasakan anak melakukan pekerjaan rumah dari yang mudah seperti merapikan tempat tidurnya sendiri setiap bangun tidur.
3. Mandiri, sabar dan jangan putus asa. Mengajarkan anak untuk bertanggung jawab adalah hal yang tidak mudah, tapi pastikan bahwa orang tua tidak selalu memberikan bantuan pada anak.
4. Jadi teladan bagi anak. Orang tua adalah sosok panutan bagi anak. Jadilah contoh dan teladan bagi anak anda. Orang tua harus menjadi seorang yang bertanggung jawab dahulu sebelum Anda mengajarkan pada anak.

Sumber :
https://www.academia.edu/8346249/Tanggung_jawab_adalah_salah_satu_ajaran_pokok_dari_agama
http://indotopinfo.com/cara-mengajarkan-tanggung-jawab-pada-anak.htm 
http://pondokibu.com/mengajarkan-tanggung-jawab-pada-anak-sejak-dini.html