Copyright © Muhammad Abdan Syakuran
Design by Dzignine
Kamis, 13 Desember 2018

Manajemen Kontrol Programming

1. Perencanaan (Planning)
Tugas utama perencanaan yaitu untuk memperkirakan kebutuhan besarnya sumber daya (khususnya jam kerja) yang dibutuhkan dalam pengembangan, pengadaan, dan penerapan software. Jika, sebagai contoh, s/w di buat di rumah (in house), manajemen harus berusaha untuk memperkirakan berapa jumlah baris kode (program) yang di ketik atau banyaknya fungsi yang di buat.

Pada tahap kontrol ini, ada dua tujuan utama yaitu : 
1. Untuk memonitor kemajuan dan beberapa tahap pada siklus hidup s/w agar tidak bertentangan dengan rencana awal. 
2. Mengontrol tugas pengembangan, pengadaan dan implementasi s/w, agar s/w dapat di produksi secara autentik, akurat dan lengkap.

Untuk memonitor agar kontrol tidak bertentangan dengan rencana awal, beberapa teknik dapat digunakan seperti : 
a. Work Breakdown Structures (WBS)
b. Gantt Chart
c. Program Evaluation and review technique (PERT)

Seorang auditor harus mempunyai dua perhatian khusus pada kendali, pada tahap kontrol ini yaitu : 
1. Auditor harus dapat mengevaluasi apakah fungsi dari aktivitas kontrol dapat diterapkan juga pada software yang berbeda. 
2. Seorang auditor harus dapat mengumpulkan bukti apakah prosedur dari suatu kontrol sudah dijalankan dengan benar dan dapat dipercaya.

2. Perancangan (Design)
Dalam tahap desain, seorang programmer bertugas untuk menspesifikasikan struktur dan operasi dari program untuk menemukan artikulasi yang dibutuhkan selama tahap proses informasi sistem desain dari pengembangan sistem. 

Selama tahap ini, perhatian utama seorang auditor adalah untuk menentukan apakah programmer menggunakan suatu tipe khusus dari pendekatan sistematik untuk desain. Auditor harus mengubah keinginannya berdasarkan beberapa faktor seperti ukuran dan bahan dari suatu program. 

Seorang auditor juga dapat memperoleh bukti dari proses desain dengan melakukan interview, observasi, dan review dari dokumentasi. Mereka dapat berkomunikasi dengan programmer, apakah mereka dapat memahami tentang kebutuhan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik untuk desain, jika ya, bagaimana menggunakannya. Auditor juga dapat mengamati apakah programmer menggunakan pendekatan sistematik untuk mendesain program. Mereka juga dapat meninjau dokumentasi program, apakah memiliki struktur chart sebagai bukti programmer menggunakan pendekatan yang sistematik untuk mendesain.

3. Pengkodean (Coding)
Tahap koding (pengetikan / penulisan program) dilakukan pada saat s/w akan dibuat atau dimodifikasi. Selama tahap ini, programmer akan menulis dan mendokumentasikan source code (program sumber) dalam bahasa pemrograman untuk mengimplementasikan desain program.

Strategi Implementasi modul dan integrase

Tiga strategi utama dari implementasi modul dan integrasi adalah sbb : 
1. Top-Down
2. Bottom up
3. Threads (rangkaian / untaian)

Auditor perlu mencari bukti yang benar dengan cara uji coba oleh manajemen program dalam memilih strategi implementasi modul dan integrasi. Khususnya pada program yang besar, penggunaan strategi yang salah (jelek) dapat mengakibatkan program yang dihasilkan menjadi kurang berkualitas. 

Auditor dapat melakukan wawancara untuk menguji apakah manajemen menggunakan pendekatan sistematik untuk memilih strategi implementasi modul dan integrasi. Mereka juga dapat menguji dokumentasi program untuk memperoleh bukti tipe strategi yang telah di adopsi (di pilih).

Strategi Coding 

Menurut konvensi (kesepakatan) program terstruktur, terdapat tiga dasar struktur utama dalam struktur kontrol yaitu (lihat gbr.5.5): 
1. Urutan sederhana (simple sequence - SEQUENCE) 
2. Pemilihan dengan seleksi (selection based on a test – IF-THEN-ELSE)
3. Pengulangan kondisi (conditional repetition-DO WHILE)

Auditor dapat mencari bukti untuk memastikan apakah manajemen programming di jamin di buat oleh programmer mengikuti struktur programming yang telah di sepakati. Mereka dapat melakukan wawancara dengan manager atau programmer tentang tugas dan cara yang dilakukannya dalam membuat program.

Auditor juga dapat mengecek apakah programmer dalam membuat programnya menyediakan fasilitas otomatis sebagai alat bantu untuk mereka.

Strategi Dokumentasi 

Pedoman untuk menghasilkan dokumentasi yang berkualiatas adalah sbb: 
1. Sediakan petunjuk yang menunjukan proes pembuatan program ke dalam beberapa tahap dankomponen secara keseluruhan dan hubungan antara komponen-komponen tersebut. 
2. Gunakan baris komentar dalam program secara bebas untuk menerangkan jalannya (logika)program. 
3. Beri nama untuk variabel, konstanta tipe, paragraf, modul, dan seksi yang berarti kepada parapembaca source-code program. 
4. Buat lay-out dari source-program sehingga mudah untuk dibaca. 
5. Kelompokan tipe kode yang saling berhubungan.

4. Pengetesan (Testing)
Yang dimaksud dengan teknik statis adalah melakukan pemeriksaan terhadap code atau dokumentasi dari aplikasi tanpa melakukan eksekusi code nya. Teknik ini digunakan untuk mengindentifikasi cacat lebih awal pada proses pembangunan.

Sedangka teknik dinamis, adalah pemeriksaaan code software dengan mengeksekusi code code tersebut. Dibawah ini saya tampilkan dalam bentuk tabel agar mudah di fahami secara fungsinya.

Teknik statis sebaiknya digunakan pada tahap awal dari pembangunan aplikasi ( lifecycle development) sebab ini bisa mengindentifikasi code code yang bermasalah , yang mengakibatkan bug, dan juga memastikan bahwa standar designya sudah di ikuti. Keuntungannya adalah teknik ini bisa di gunakan meskipun aplikasinya sendiri belum selesai.Ya sebab kita memang hanya menganalisa code code pemrogramanya saja tanpa mengeksekusinya langsung, misalnya ada syntax error, salah algoritma pemrograman, salah implementasi dari design yang di inginkan.

Sebaliknya untuk teknik dinamis dapat fungsikan setelah bagian logical dari aplikasi itu selesai di Bangun, dalam modul modul yang sudah selesai, di test fungsinya, apakah sudah benar atau kah setelah dijalankan mengakibatkan crash pada computer dll.

Dibawah ini adalah perbandingan mengenai cost yang dikeluarkan antara teknik statis vs teknik dinamis

Dibawah ini diagram lengkap Teknik Statis dan Dinamis , semoga bisa menjadi gambaran lebih jelas.

Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan.

Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna.

Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.

Manfaat Testing
•         Meningkatkan kepercayaan, tingkat resiko yang dapat diterima
•         Menyediakan informasi untuk deteksi error secara dini
•         Menyediakan informasi yang dapat mencegah terjadinya error
•         Mencari error dan kelemahan sistem
•         Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem
•         Menyediakan informasi untuk kualitas produk software

5. Pengoperasian dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)
Dalam sudut pandang Sistem Audit, perhatian utama pada operasional program adalah bagaimana performance program tersebut dapat dimonitor setiap saat. Seseorang harus bertanggung jawab untuk mengidentifikasi apabila program perlu perawatan, kemungkinan lain adalah identifikasi dari kebutuhan perawatan mungkin tidak terjadi. Akibatnya, bisa terjadi kekeliruan pada database program, kegagalan dalam pencapaian keinginan user, atau operasi program tidak efisien. 

Mekanisme formal dalam monitoring status operasional program sangat diperlukan, ketika pengguna dari program adalah seluruh anggota organisasi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang. 

Ada 3 macam tipe dari perawatan (maintenance) yang diperlukan agar program tetap beroperasi: 
1. Repair-maintenance-errors, perawatan dengan cara memperbaiki kesalahan. 
2. Adaptive maintenance-users needs, perawatan dengan mengadaptasi pada keinginan user. 
3. Perfective maintenance, perawatan dengan maksud agar diperoleh program yang sempurna.

Perhatian utama seorang auditor pada fase operation & maintenance adalah untuk memastikan bahwa fase ini berjalan dengan efektif dan pelaporan secara berkala dapat dilakukan, serta proses perawatan bisa di kontrol dengan baik. 

Auditor harus bisa mencari bukti bawa manajemen telah meninjau sistem dengan baik dan bertanggungjawab didalam monitoring status dari operasional program. Caranya dengan melakukan interview (wawancara), observasi, tinjauan pada dokumen yang menunjukkan bahwa sistem telah beroperasi dengan baik. Selanjutnya mereka harus fokus pada kualitas dari kontrol proses maintenance.

0 komentar:

Posting Komentar