Copyright © Muhammad Abdan Syakuran
Design by Dzignine
Kamis, 13 Desember 2018

Manajemen Kontrol Programming

1. Ketua Tim Programmer (Chief Programmer Team)
 
Fungsi dan Cirinya :
Chief Programmer :
• Bertanggung jawab secara total/penuh untuk sistem dimana team bekerja
• Harus seorang ahli
• Seorang programmer yang sangat produktif
• Bertanggungjawab dalam mendesain, coding, dan mengintegrasikan bagian yang
kritis dalam sistem
• Memberikan perintah kerja pada bagian back-up dan support programmers.

Back-up Programmers :
• Seorang programmer senior yang bertanggungjawab dalam memberikan dukungan
penuh pada chief programmer
• Harus bisa mengambil alih tugas chief programmer setiap saat

Support Programmers:
• Diperlukan pada saat proyek besar yang tidak bisa dikerjakan oleh chief programmer
dan back-up programmer saja.
• Menyediakan dukungan
• Bekerja dalam pembuatan coding dan uji coba modul tingkat rendah (testing lower level)

Librarian (penyedia data) :
• Bertanggungjawab dalam perawatan program production library.
• Menyediakan input dan mengumpulkan keluaran untuk para programmer, file
output dari hasil kompilasi dan ujicoba, mempertahankan agar source code dan
object-code library tetap up to date.

Sruktur “ The Chief Programmer team “ ini di desain untuk mengurangi kebutuhan
proses informasi antara anggota team dan untuk meningkatkan kapasitas dari proses
informasi.

2. Penyesuaian Tim (Adaptives Teams)

Struktur ini diperuntukan untuk melayani 2 kebutuhan, yaitu:
1. Keinginan organisasi untuk meningkatkan kualitas program
2. Memenuhi kebutuhan sosial/ psikologi dari setiap anggota programmer dalam team.

Perbedaan dari struktur ini dengan struktur sebelumnya adalah:
• Adaptive team tidak punya tigkat otoritas, dimana kepemimpinan dalam team ada
di tangan para anggota.
• Dalam Adaptive team, tugas diberikan pada anggota dari team daripada ditentukan
lewat posisi.
• Adaptive team tidak mempunyai aturan formal librarian (penyedia data)
dalam mengkoordinasikan fungsi team.

3. Desentraliasi Pengendalian Tim (Controlled-Decentralized Teams)
Struktur ini mempunyai junior programmer yang akan melaporkan hasil program pada
senior programmer, kemudian oleh senior programmer dilaporkan juga pada ketua proyek.

Dengan struktur ini,manfaat/keuntungan dari struktur sebelumnya akan didapatkan.
Keuntungannya : 
dapat memecahkan masalah yang kompleks, dimana struktur dari grup
ini akan memfasillitasi pemecahan masalah.

Kerugian : 
strukur ini tidak bisa bekerja dengan baik apabila tugas dari programmer
tersebut tidak bisa di bagi-bagi, dan dengan waktu deadline yang sangat
ketat. 


Manajemen Kontrol Programming

1. Perencanaan (Planning)
Tugas utama perencanaan yaitu untuk memperkirakan kebutuhan besarnya sumber daya (khususnya jam kerja) yang dibutuhkan dalam pengembangan, pengadaan, dan penerapan software. Jika, sebagai contoh, s/w di buat di rumah (in house), manajemen harus berusaha untuk memperkirakan berapa jumlah baris kode (program) yang di ketik atau banyaknya fungsi yang di buat.

Pada tahap kontrol ini, ada dua tujuan utama yaitu : 
1. Untuk memonitor kemajuan dan beberapa tahap pada siklus hidup s/w agar tidak bertentangan dengan rencana awal. 
2. Mengontrol tugas pengembangan, pengadaan dan implementasi s/w, agar s/w dapat di produksi secara autentik, akurat dan lengkap.

Untuk memonitor agar kontrol tidak bertentangan dengan rencana awal, beberapa teknik dapat digunakan seperti : 
a. Work Breakdown Structures (WBS)
b. Gantt Chart
c. Program Evaluation and review technique (PERT)

Seorang auditor harus mempunyai dua perhatian khusus pada kendali, pada tahap kontrol ini yaitu : 
1. Auditor harus dapat mengevaluasi apakah fungsi dari aktivitas kontrol dapat diterapkan juga pada software yang berbeda. 
2. Seorang auditor harus dapat mengumpulkan bukti apakah prosedur dari suatu kontrol sudah dijalankan dengan benar dan dapat dipercaya.

2. Perancangan (Design)
Dalam tahap desain, seorang programmer bertugas untuk menspesifikasikan struktur dan operasi dari program untuk menemukan artikulasi yang dibutuhkan selama tahap proses informasi sistem desain dari pengembangan sistem. 

Selama tahap ini, perhatian utama seorang auditor adalah untuk menentukan apakah programmer menggunakan suatu tipe khusus dari pendekatan sistematik untuk desain. Auditor harus mengubah keinginannya berdasarkan beberapa faktor seperti ukuran dan bahan dari suatu program. 

Seorang auditor juga dapat memperoleh bukti dari proses desain dengan melakukan interview, observasi, dan review dari dokumentasi. Mereka dapat berkomunikasi dengan programmer, apakah mereka dapat memahami tentang kebutuhan dengan menggunakan pendekatan yang sistematik untuk desain, jika ya, bagaimana menggunakannya. Auditor juga dapat mengamati apakah programmer menggunakan pendekatan sistematik untuk mendesain program. Mereka juga dapat meninjau dokumentasi program, apakah memiliki struktur chart sebagai bukti programmer menggunakan pendekatan yang sistematik untuk mendesain.

3. Pengkodean (Coding)
Tahap koding (pengetikan / penulisan program) dilakukan pada saat s/w akan dibuat atau dimodifikasi. Selama tahap ini, programmer akan menulis dan mendokumentasikan source code (program sumber) dalam bahasa pemrograman untuk mengimplementasikan desain program.

Strategi Implementasi modul dan integrase

Tiga strategi utama dari implementasi modul dan integrasi adalah sbb : 
1. Top-Down
2. Bottom up
3. Threads (rangkaian / untaian)

Auditor perlu mencari bukti yang benar dengan cara uji coba oleh manajemen program dalam memilih strategi implementasi modul dan integrasi. Khususnya pada program yang besar, penggunaan strategi yang salah (jelek) dapat mengakibatkan program yang dihasilkan menjadi kurang berkualitas. 

Auditor dapat melakukan wawancara untuk menguji apakah manajemen menggunakan pendekatan sistematik untuk memilih strategi implementasi modul dan integrasi. Mereka juga dapat menguji dokumentasi program untuk memperoleh bukti tipe strategi yang telah di adopsi (di pilih).

Strategi Coding 

Menurut konvensi (kesepakatan) program terstruktur, terdapat tiga dasar struktur utama dalam struktur kontrol yaitu (lihat gbr.5.5): 
1. Urutan sederhana (simple sequence - SEQUENCE) 
2. Pemilihan dengan seleksi (selection based on a test – IF-THEN-ELSE)
3. Pengulangan kondisi (conditional repetition-DO WHILE)

Auditor dapat mencari bukti untuk memastikan apakah manajemen programming di jamin di buat oleh programmer mengikuti struktur programming yang telah di sepakati. Mereka dapat melakukan wawancara dengan manager atau programmer tentang tugas dan cara yang dilakukannya dalam membuat program.

Auditor juga dapat mengecek apakah programmer dalam membuat programnya menyediakan fasilitas otomatis sebagai alat bantu untuk mereka.

Strategi Dokumentasi 

Pedoman untuk menghasilkan dokumentasi yang berkualiatas adalah sbb: 
1. Sediakan petunjuk yang menunjukan proes pembuatan program ke dalam beberapa tahap dankomponen secara keseluruhan dan hubungan antara komponen-komponen tersebut. 
2. Gunakan baris komentar dalam program secara bebas untuk menerangkan jalannya (logika)program. 
3. Beri nama untuk variabel, konstanta tipe, paragraf, modul, dan seksi yang berarti kepada parapembaca source-code program. 
4. Buat lay-out dari source-program sehingga mudah untuk dibaca. 
5. Kelompokan tipe kode yang saling berhubungan.

4. Pengetesan (Testing)
Yang dimaksud dengan teknik statis adalah melakukan pemeriksaan terhadap code atau dokumentasi dari aplikasi tanpa melakukan eksekusi code nya. Teknik ini digunakan untuk mengindentifikasi cacat lebih awal pada proses pembangunan.

Sedangka teknik dinamis, adalah pemeriksaaan code software dengan mengeksekusi code code tersebut. Dibawah ini saya tampilkan dalam bentuk tabel agar mudah di fahami secara fungsinya.

Teknik statis sebaiknya digunakan pada tahap awal dari pembangunan aplikasi ( lifecycle development) sebab ini bisa mengindentifikasi code code yang bermasalah , yang mengakibatkan bug, dan juga memastikan bahwa standar designya sudah di ikuti. Keuntungannya adalah teknik ini bisa di gunakan meskipun aplikasinya sendiri belum selesai.Ya sebab kita memang hanya menganalisa code code pemrogramanya saja tanpa mengeksekusinya langsung, misalnya ada syntax error, salah algoritma pemrograman, salah implementasi dari design yang di inginkan.

Sebaliknya untuk teknik dinamis dapat fungsikan setelah bagian logical dari aplikasi itu selesai di Bangun, dalam modul modul yang sudah selesai, di test fungsinya, apakah sudah benar atau kah setelah dijalankan mengakibatkan crash pada computer dll.

Dibawah ini adalah perbandingan mengenai cost yang dikeluarkan antara teknik statis vs teknik dinamis

Dibawah ini diagram lengkap Teknik Statis dan Dinamis , semoga bisa menjadi gambaran lebih jelas.

Verifikasi adalah pengecekan atau pengetesan entitas-entitas, termasuk software, untuk pemenuhan dan konsistensi dengan melakukan evaluasi hasil terhadap kebutuhan yang telah ditetapkan.

Validasi melihat kebenaran sistem, apakah proses yang telah ditulis dalam spesifikasi adalah apa yang sebenarnya diinginkan atau dibutuhkan oleh pengguna.

Deteksi error: Testing seharusnya berorientasi untuk membuat kesalahan secara intensif, untuk menentukan apakah suatu hal tersebut terjadi bilamana tidak seharusnya terjadi atau suatu hal tersebut tidak terjadi dimana seharusnya mereka ada.

Manfaat Testing
•         Meningkatkan kepercayaan, tingkat resiko yang dapat diterima
•         Menyediakan informasi untuk deteksi error secara dini
•         Menyediakan informasi yang dapat mencegah terjadinya error
•         Mencari error dan kelemahan sistem
•         Mencari sejauh apa kemampuan dari sistem
•         Menyediakan informasi untuk kualitas produk software

5. Pengoperasian dan Pemeliharaan (Operation and Maintenance)
Dalam sudut pandang Sistem Audit, perhatian utama pada operasional program adalah bagaimana performance program tersebut dapat dimonitor setiap saat. Seseorang harus bertanggung jawab untuk mengidentifikasi apabila program perlu perawatan, kemungkinan lain adalah identifikasi dari kebutuhan perawatan mungkin tidak terjadi. Akibatnya, bisa terjadi kekeliruan pada database program, kegagalan dalam pencapaian keinginan user, atau operasi program tidak efisien. 

Mekanisme formal dalam monitoring status operasional program sangat diperlukan, ketika pengguna dari program adalah seluruh anggota organisasi yang terdiri dari berbagai macam latar belakang. 

Ada 3 macam tipe dari perawatan (maintenance) yang diperlukan agar program tetap beroperasi: 
1. Repair-maintenance-errors, perawatan dengan cara memperbaiki kesalahan. 
2. Adaptive maintenance-users needs, perawatan dengan mengadaptasi pada keinginan user. 
3. Perfective maintenance, perawatan dengan maksud agar diperoleh program yang sempurna.

Perhatian utama seorang auditor pada fase operation & maintenance adalah untuk memastikan bahwa fase ini berjalan dengan efektif dan pelaporan secara berkala dapat dilakukan, serta proses perawatan bisa di kontrol dengan baik. 

Auditor harus bisa mencari bukti bawa manajemen telah meninjau sistem dengan baik dan bertanggungjawab didalam monitoring status dari operasional program. Caranya dengan melakukan interview (wawancara), observasi, tinjauan pada dokumen yang menunjukkan bahwa sistem telah beroperasi dengan baik. Selanjutnya mereka harus fokus pada kualitas dari kontrol proses maintenance.

Selasa, 23 Oktober 2018

Analisis Jurnal Sistem Informasi

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS POPULASI PENDUDUK DI DUSUN TEGAL KENONGO TIRTONIRMOLO, KASIHAN, BANTUL, YOGYAKARTA 
Jurnal ini bertujuan membuat sistem informasi geografis untuk desa Tegalkenongo, pembuatan sig ini untuk pemetaan tingkat pertumbuhan penduduk berbasis web yang dapat digunakan untuk mendata tingkat    pertumbuhan    penduduk    yang    terjadi    pada    dusun    Tegalkenongo. Keuntungan   pendataan  tingkat   pertumbuhan   penduduk   menggunakan   Sistem Informasi  Geografis  seperti:  data  spasial  dan  nonspasial  dapat  dikelola  bersama, data  yang  sulit  dilakukan  secara  manual  dapat  ditampilkan  dengan  gambar  3 dimensi, dan pendataan identifikasi penduduk lebih mudah.
Pengembangan aplikasi yang dibuat oleh jurnal ini yaitu SIG yang menggunakan Pemetaan memanfaatkan Google Maps API, dengan harapan bahwa informasi spasial yang dihasilkan selalu up to date dan mempunyai tingkat akurasi yang lebih baik. Metode yang digunakan untuk pengembangan sistem ini menggunakan pendekatan SDLC (Sistem Develoment  Life Cycle)
Dalam jurnal ini juga dijelaskan 5 komponen yang bekerja secara terintegrasi yaitu perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), data, manusia dan metode. Adapun metode yang digunakan yaitu
1.      Metode Observasi
Metode pengumpulan data secara langsung mengamati obyek penelitian untuk memperoleh  data yang berhubungan dengan materi penulisan. Mengamati secara langsung di mana letak secara geografis rumah-rumah penduduk untuk kemudian diaplikasikan ke dalam peta.
2.      Metode Interview
Metode  pengumpulan  data  dengan  cara  mengajukan  pertanyaan-pertanyaan pada orang-orang   yang   bersangkutan   untuk   memperoleh   data-data yang berhubungan dengan materi penulisan. Penulis bertanya langsung kepada para warga maupun pengurus kampung.
3.      Data Sekunder
Data Sekunder yaitu data yang dikumpulkan secara tidak langsung dari sumber atau  obyeknya   dan   penulis   menggunakan   studi   literatur   yaitu   suatu pengumpulan  data  dari  buku  referensi  milik  perusahaan  atau  instansi  dan referensi lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang disajikan obyek peneliti.   Pengumpulan   data   dengan   cara   mengacu   pada   literatur   yang mendukung pada penulisan.

Diagram Konteks ini terdapat 3 entitas luar yaitu admin sebagai pengelola sistem,  pejabat  dan  publik mendapatkan  informasi  populasi  penduduk.  Diagram Konteks sistem dapat dilihat pada Gambar 1.
Diagram Alir Data Level 1 merupakan representasi dari data pada Diagram Konteks  yang sudah  dipartisi untuk  memberikan  penjelasan  yang  lebih  detail. Terdapat 4 proses yaitu proses manajemen data induk, manajemen data penduduk, manajemen  data  kk,  dan  penyajian  informasi. Diagram  Alir  Data Level  1dapat dilihat pada Gambar 2.
 


Skema   relasi   Sistem   Informasi   Geografis   Kependudukan   di   Dusun Tegalkenongo,  Tirtonirmolo, Kasihan,  Bantul,  Yogyakarta dapat  dilihat  pada Gambar 3.


Sistem   Informasi   Geografis   Kependudukan   di   Dusun   Tegalkenongo, Tirtonirmolo,  Kasihan, Bantul,  Yogyakarta  memiliki  struktur  menu  publik,  dan admin. Tampilan struktur menu publik dapat dilihat pada Gambar 4.

Menu pada Gambar 4 seperti: Peta, Kartu Keluarga, dan Statistik Penduduk. Pada Menu Kartu Keluarga terdapat sub menu yaitu: Detail Kartu Keluarga. Menu Statistik  Penduduk  terdapat  sub  menu  seperti :  Pekerjaan,  Pendidikan,  Status Pernikahan, dan Usia. Sedangkan menu admin pada Gambar 5 seperti: Dashboard, Peta,  Data,  Penduduk,  Kartu  Keluarga,  dan  Statistik  Penduduk.  Pada  Menu  Data terdapat  sub  menu  seperti:  Pekerjaan,  Pendidikan,  Status  Pernikahan,  dan  Status Dalam  Keluarga.  Menu  Statistik  Penduduk  terdapat  sub  menu  seperti:  Pekerjaan, Pendidikan, Status Pernikahan, dan Usia.


Halaman Peta menampilkan informasi geografis rumah penduduk per Kartu Keluarga. Tampilan Halaman Peta dilihat pada Gambar 6.

Halaman  Kartu  Keluarga  digunakan  untuk  memanajemen  data  Kartu Keluarga. Tampilan Kartu Keluarga Penduduk dilihat pada Gambar 7.


Tampilan Form Tambah Data Kartu Keluarga dapat dilihat pada Gambar 8.

Setelah pembuatan Sistem Informasi Geografis Populasi Penduduk Di Dusun Tegal Kenongo Tirtonirmolo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta, kemudian dilanjutkan dengan pengujian aplikasi yang telah dibuat menggunakan dua metode yaitu Black Box Test dan Alfa Test.


Pelaksanaan    pengujian    Alfa    dilakukan    oleh 30    responden    untuk menjalankan  program. Hasilnya  sebagai  berikut:  60%  menyatakan  sangat  setuju mengenai  konten  yang  disediakan sederhana  sehingga  memudahkan  pengguna aplikasi, 73% menyatakan sangat setuju mengenai aplikasi memiliki navigasi yang mudah, 70%menyatakan sangat setuju mengenai waktu loading relatif cepat, 53% menyatakan   sangat   setuju   mengenai   sistem   memberikan   kemudahan   dalam melakukan  manajemen  data,  80%  menyatakan  setuju  mengenai  sistem  memiliki tampilan menarik.

KESIMPULAN

Jurnal ini sudah cukup lengkap dapat dilihat dari metode SDLC
1.      Perencanaan yang cukup jelas pada pendahuluan
2.      Analisa yang cukup lengkap seperti penentuan komponen, sdm, dan data yang digunakan
3.      Rancangan menggunakan DFD (konteks dan level 1), relasi database, struktur navigasi (publik dan admin)
4.      Implementasi gambar hasil pembuatan website dan sedikit penjelasan mengenai gambar tersebut
5.      Uji coba menggunakan dua metode yaitu Black Box Test dan Alfa Test, terdapat hasil uji coba sistem dalam bentuk tabel dan hasil uji coba pengguna oleh 30 responden.

SARAN

1.      Pada rancangan bisa ditambahkan rancangan tampilan website sebelum implementasiannya
2.      Semua menu di screen shoot dan dijelaskan secara singkat dan jelas
3.      Agar website di hosting dan dicantumkan pada jurnal
4.      Sistem dibuat lebih aman seperti penggunaan akun untuk CRUD data
5.      Pada sistem dibuat lebih kompleks seperti grafik agar mudah dipahami tentang perkembangan penduduk di dusun tersebut
6.      Hasil implementasi tidak hanya di dusun tersebut namun bisa dikembangkan ke beberapa desa lainnya
Jurnal : download jurnal 966-1841-1-sm